Sabtu, 09 Mei 2009

Bismillahirrahmanirrahim

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Filsafat merupakan suatu induk ilmu pengetahuan, yang berarti mencari hakikat sesuatu sedalam-dalamnya atau berfikir tentang sesuatu dengan seluas-luasnya sampai berpijak pada kebenaran yang terdalam. Membicarakan eksistensi, epistimologi dan sampai kepada manfaat atau aksiologisnya kebenaran yang kita terima.

Jika berbicara dari akar masalah mengenai filsafat tentunya masuk kepada pa saja kategori filsafat itu. Secara umum telah kita ketahui bahwa dalam filsafat, diantaranya ada filsafat Islam, filsafat Ilmu, filsafat pengetahuan maupun yang lain. Pada makalah ini kami akan membahas tentang filsafat Islam, khususnya mengenal salah satu tokoh filsafat Islam di Barat yakni tentang “Ibnu Bajjah”. Pada kuliah sebelumnya kita telah lama mempelajari filsafat islam sebelum beliau artinya filsuf Islam yang mendahuluinya. Filsuf yang dinggap sebagai pembuka jalan bagi filsafat ibnu rusyd karena tulisan dan uraian tentang filsafat Aristoteles.

Selanjutnya lebih fokus lagi pada pembahasan bab ini, tidak menyinggung biografi, perjalanan kehidupannya, karya-karyanya ataupun ajaran filsafatnya tidak semua di uraikan di sini.

Kajian tentang para filosuf dan pemikiran-pemikirannya sangatlah luas. Namun makalah ini sebagai pembahasan lanjutan dari makalah yang pertama yang telah membahas tentang Biografi Ibnu Bajjah, Karya-karyanya dan pemikirannya tentang Epistimologi. Maka dalam makalah ini kami membatasi pembahasan kami pada: Pemikiran Ibnu Bajjah tentang Metafisika, Moral dan Politik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metafisika

Menurut Ibnu Bajjah segala yang wujud terbagi dua: bergerak dan tidak bergerak. Yang bergerak itu adalah materi yang sifatnya terbatas. Gerakan tersebut tidak mungkin dari zatnya sendiri, sebab dia terbatas. Tetapi sebab gerakan berasal dari kekuatan yang tidak terbatas, yaitu akal. Akal memberikan gera pada jisim. Mengenai akal Ibnu Bajjah mengatakan bahwa akal sebagai daya berfikir adalah sumber semua pekerjaan manusia. Ahli-ahli filsafatpun pada umumnya menganggap bahwa akal serupa dengan jiwa. Sementara itu roh ada tiga macam, yaitu roh akali untuk berfikir, roh jiwa untuk menggerakkan, dan roh thabiat untuk merasakan dan mengindera.[1] Untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, Ibnu Bajjah menganjurkan untuk melakukan tiga hal, yaitu: (1) membuat lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakanNya (2) membuat organ-organ tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasan hati (3) menghindari segala yang membuat kita lalai mengingat Tuhan.

B. Moral

Ibnu Bajjah mengelompokkan perbuatan manusia kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi. Perbuatan hewani adalah perbuatan yang didorong oleh motif naluri atau hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Artinya dikatakan tindakan hewani selagi kebutuhan-kebutuhan ini diarahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan mempertahankan hidup. Sedangkan perbuatan manusiawi adalah perbuatan yang didasarkan akal budi, timbul karena adanya pemikiran yang lurus. Dalam upaya mencari klasifikasi, apakah suatu perbuatan itu bersifat hewani atau manusiawi, perlulah memiliki spekulasi disamping kemauan. Dari sifat spekulasi dan kemauan ini kemudian Ibnu Bajjah membagi kebajikan menjadi dua jenis yakni kebajikan formal dan kebajikan spekulatif. Kebajikan formal merupakan sifat yang dibawa sejak lahir tanpa adanya pengaruh kemauan atau spekulasi. Sedangkan kebajikan spekulatif didasarkan pada kemauan bebas dan spekulasi.

Menurut Ibnu Bajjah, hanya orang yang bekerja di bawah pengaruh pikiran dan keadilan semata-mata, dan tidak ada hubungannya dengan segi hewani padanya, itu saja yang bisa dihargai perbuatannya dan bisa disebut orang langit. Jika segi hewani tunduk kepada ketinggian segi kemanusiaan, maka seseorang menjadi manusia dengan tidak ada kekurangannya karena kekurangan ini timbul disebabkan ketundukannya kepada naluri.[2]

C. Politik

Dalam sejumlah risalah kecil atau catatan kecil mengenai penjelasan tentang pemerintahan dewan negara dan pemerintahan dewan kota, namung sayang karyanya yang bisa dibaca hingga sekrang hanyalah tadbirmutawahid. Di sini terkait dengan nantinya pendapat al farabi tentang negara.

Dia menerima pendapat al-Farabi yang membagi negara menjadi negara sempurna dan negara tidak sempurna. Dia juga setuju dengan al-Farabi yang beranggapan bahwa individu yang berbeda dari sebuah bangsa memiliki watak yang berbeda pula, sebagian mereka lebih suka memerintah dan sebagian lain lebih suka diperintah. Tapi Ibnu Bajjah memberikan tambahan bahwasanya seorang mutawahhid sekalipun, harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi hendaklah seseorang mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke dalam arus perbuatan rendah masyarakat.[3]

Dalam Risalah al-Wada’ Ibnu Bajjah memberikan dua fungsi alternatif negara: (1) untuk menilai perbuatan rakyat guna membimbing mereka mencapai tujuan yang mereka inginkan (2) merancang cara-cara mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam sistem al-Farabi dan Ibnu Bajjah, konstitusi harus disusun oleh Kepala Negara.[4]

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat merupakan suatu induk ilmu pengetahuan. Banyak terdapat cabang dalam filsafat, diantaranya ada filsafat Islam, filsafat Ilmu, filsafat pengetahuan maupun yang lain. Pada makalah ini kami membahas tentang filsafat Islam, yakni tentang salah satu filosufnya “Ibnu Bajjah”, yang meliputi biografi, karya-karya, serta pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah.

Ibnu Bajjah berasal dari keluarga al-Tujib. Dia lahir pada abad 11 M di kota Sarragosa. Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan luas dan mampu dalam berbagai ilmu. Dia menguasai sastra, tata bahasa, dan filsafat kuno. Ketika hidupnya, dia telah membuat beberapa karya yang penting.

Pemikiran-pemikiran yang bisa kita uraikan dari beberapa pokok ajaran filsafatnya anatara lain adalah:

- Segala yang wujud terbagi dua yakni bergerak dan tidak bergerak.

-Perbuatan manusia dikelompokan kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi.

-Seorang mutawahhid harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi hendaklah seseorang mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke dalam arus perbuatan rendah masyarakat. Bahwa sesorang tidak untuk meninggalkan kondisi masyarakatnya sejelek dan seburuk apapun.

-Sebagian orang dikuasai oleh keinginan jasmaniyah belaka, mereka berada di tingkat paling bawah, dan sebagian lagi dikuasai oleh spiritualitas.

Setelah kita mengetahui dan memahami pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah, hendaknya tidak mengambil manfaat sebagai khazanah keilmuan atau pendukung akademisi, tapi bagaimana kita mampu mengambil sebagian pemikiran yang relevan dengan keadaan sekarang agar bisa dijadikan sebagai spirit untuk maju.

Daftar Pustaka

Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2005

Sudarsono, Filsafat Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

Syarif, M.M, M.A, Para Filosof Muslim, Bandung: Mizan, 1992



[1] Hasyim Syah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta:PT Gaya Media Pratama, 2005), h. 98

[2] Sudarsono, Filsafat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 79.

[3] Hasyim Syah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta:PT Gaya Media Pratama, 2005), h. 98

[4] M.M. Syarif, M.A, Para Filosof Muslim, (Bandung: Mizan, 1992), h. 166

thek-thek banyumasan merambah eropa

untuk warga banyumas kenthongan adalah musik yang biasa mereka dengar di berbagai acara-acara besar bahkan warga purwokerto sendiri ada yang menggunakannya untuk mengamen dengan dalih melestarikan budaya yang memeang telah turun temurun dari nenek moyang mereka terdahulu.
menakjubkan sekaligus membanggakan, kenthongan tidak hanya diperdengarkan di lokal saja, saya salah satu orang yang terpikat dengan kenthongan merasa bangga banyumas mewakili indonesia ke eropa untuk acara vestival musik dunia.
teman saya yang bernama mas anto bersama groupnya yang diberi nama "lapot" mewakili indonesia tampil di kancah dunia tepatnya daerah eropa.
foto kenthongan disebelah adalah anak asuhan yang telah melang-lang buana untuk kawasan sekitar jawa tengah..syukur alhamdulillah pada tanggal 8-17 juni 2009 kami se-group akan tur ke JAMBI dalam rangka kegiatan perkemahan wirakarya.



Senin, 20 April 2009